Peta secara
umum diartikan sebagai gambaran rupa bumi yang tersaji pada bidang datar yang
berisikan informasi mengenai suatu wilayah. Sejak dimulainya peradaban di muka
bumi, manusia sudah melakukan kegiatan pemetaan di wilayahnya dengan maksud dan
tujuan tertentu. Seiring dengan perkembangan peradaban pun peta semakin
berkembang sesuai teknologi yang digunakan untuk menggambarkan peta itu sendiri
dan tujuan dari pembuatan peta tersebut. Berikut perkembangan peta sesuai
dengan perubahan peradaban di dunia:
- Periode Awal
Peta pertama
di dunia pertama kali ditemukan menurut peninggalan sejarah bangsa Babilonia
yang diperkirakan berada pada tahun 2.300 sebelum masehi. Peta bangsa Babilonia
tersebut tercetak pada lempengan tanah liat atau juga sering disebut tablet,
yang menggambarkan keadaan wilayah Babilonia pada masa tersebut. Seiring dengan
perkembangan peradaban pada masa Yunani Kuno sekitar tahun 350 S.M., seorang
filsafat terkenal yaitu Aristoteles mengubah
pandangan manusia yang menyatakan bahwa bumi beralaskan datar dirubah dengan paham
bahwa bumi berbentuk bulat. Barulah pada tahun 85 – 165 Masehi, Ptolemaeus menghasilkan peta gambaran
tangan dengan menggunakan pembagian Garis Lintang (Latitude) sekitar 60°
Lintang Utara (N) sampai dengan 30° Lintang Selatan (S) yang konsepnya
digunakan dalam pembuatan peta hingga saat ini.
Peta Bangsa Babilonia
- Periode Pertengahan
Pada
periode ini perkembangan pemetaan dunia mengalami kemajuan yang sangat pesat
dimana peta sudah mengandung suatu informasi yang berguna dalam berbagai hal. Perkembangan
peta ini dimulai dengan ekspedisi yang dilakukan pelaut-pelaut bangsa Eropa dan
bangsa Arab yang membuktikan teori Aristoteles
yang menyatakan bahwa bumi adalah bulat. Maksud dari pemetaan pun mulai
beragam bukan hanya menggambarkan rupa bumi melainkan sebagai acuan dalam
perjalanan menemukan suatu daratan dan lain sebagainya. Tingkat keakuratan
dalam pemetaan pun bertambah dengan adanya ekspedisi ke seluruh dunia yang
tentu saja pembuatannya pun masih mengguakan lukisan tangan. Barulah pada abad
15 para pembuat peta mendapat jawaban dari Navigation Chart yang menyajikan
garis pantai, pulau, sungai, pelabuhan dan simbol-simbol pelayaran. Termasuk
garis-garis kompas dan paduan navigasi lainnya. Peta-peta ini membutuhkan biaya
yang cukup tinggi, digunakan untuk tujuan militer dan diplomatic hanya dimiliki
oleh pemerintah sebagai dokumen rahasia negara. Pertama kali Peta Dunia
disajikan secara utuh pada awal abad 16, meneruskan pelayaran dari Colombus dan yang lainnya untuk mencari
dunia baru. Gerardus Mercator dari
Flandes (Belgia) menjadi ahli pembuat peta terkenal pada pertengahan abad 16.
Ia mengembangkan proyeksi silindris yang semakin luas digunakan untuk
Navigation Chart dan Peta Global. Berdasarkan pada proyeksi ini ia menerbitkan
sebuah peta pada tahun 1569. banyak proyeksi peta lain yang kemudian
dikembangkan.
Peta Abad Pertengahan
- Periode Modern
Periode
modern dalam perkembangan peta dilakukan secara ilmiah melalui berbagai macam
metode. Banyak Negara melakukan pemetaan sebagai program nasional. Meskipun
demikian, sebagian belahan dunia banyak yang tidak diketahui walaupun
menggunakan potret udara dengan melajutkan perjalanan Perang Dunia II. Pemetaan
Modern berdasarkan pada kombinasi penginderaan jauh (Remote Sensing) dan
pengecekan lapangan (Ground Observation). Geographic Information Systems (GIS)
muncul pada periode 1970-80-an. GIS menggeser paradigma pembuatan peta.
Pemetaan secara tradisional (Berupa Kertas) menuju pemetaan yang menampilkan
gambar dan database secara bersamaan dengan menggunakan Informasi geografi.
Pada GIS, database, analisa dan tampilan secara fisik dan konseptual dipisahkan
dengan penanganan data geografinya. Sistem Informasi Geografis meliputi perangkat
keras computer (Hardware), perangkat lunak (Software), data digital, Pengguna,
sistem kerja, dan instansi pengumpul data, menyimpan, menganalisa dan
menampilkan informasi georeferensi mengenai bumi.
Peta Penggunaan Lahan Hasil Analisis Software